Sehat Sampai Akhir Hayat
UPAYA pemeliharaan kesehatan tak akan berhasil jika tak ada perubahan sikap mental dan perilaku. Dari sekian banyak dan beragam penyakit terkini, sumber akarnya tiada lain adalah gaya hidup (Way of Life) yang keliru. Bila kita menjalankan gaya hidup yang sehat dan benar, penyakit akan jauh dari kita.
Gaya hidup sehat dan benar hanya dengan 4 (empat) kalimat; makan yang pantas, berolah raga dengan takaran yang pas, stop rokok dan kurangi alkohol, serta mental batin tenang atau seimbang. Dengan 4 kalimat tersebut menurut sebuah penelitian, penyakit tekanan darah tinggi dapat berkurang 55%; stroke & jantung koroner dapat berkurang 75%; diabetes dapat berkurang 50%; tumor dapat berkurang 35%, usia rata-rata dapat diperpanjang 10 tahun ke atas dari rata-rata usia harapan hidup manusia Indonesia. Semua ini diraih tanpa mengeluarkan uang sesen pun! jadi gaya hidup sehat sangat mudah tapi efeknya luar biasa.
Berolah raga secara teratur sesuai kemampuan akan memperlancar peredaran darah, dan mempercepat penyebaran impuls urat saraf ke bagian tubuh atau sebaliknya, sehingga tubuh senantiasa bugar. Pada gilirannya ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Semua orang tahu olah raga itu baik untuk kesehatan, tapi tidak semua orang tahu bagaimana berolah raga dengan aman dan efektif.
"Berdasarkan filosofinya, sasaran olah raga sehat secara umum adalah memelihara, kemudian meningkatkan dari yang sudah ada, dan meningkatkan lebih baik lagi dalam kemampuannya mengambil oksigen lebih banyak, seiring dengan gerak yang dilakukannya," kata Prof. HYS Santosa Giriwijoyo, Drs. dr. guru besar dalam ilmu Faal (fisiologi) FPOK UPI.
Bila tujuannya olah raga kesehatan, lanjutnya, maka syaratnya dilakukan seringan mungkin dan dalam kurun waktu yang lebih lama dan teratur atau dilakukan secara terus menerus sepanjang hidup. Olah raga yang baik, dilakukan hanya dengan melakukan gerak setingkat di atas aktivitas keseharian kita. Jadi bagi orang yang biasa duduk, berjalan kaki merupakan olah raga yang baik baginya. Sementara yang biasa jalan, olah raga yang baik dengan berjalan cepat atau lari.
Banyak orang berpendapat, tanpa olah raga pun sebenarnya kita sudah menggerakan badan, mirip olah raga. Misalnya dengan melakukan pekerjaan fisik sehari-hari seperti menyapu lantai, membersihkan rumah, mencuci, dan menjemur pakaian. Tetapi apakah "olah raga" semacam ini dapat kita lakukan secara teratur dan berkesinambungan? Itu masalah tersendiri!
**
"ORANG dikatakan sehat dan kualitas hidupnya baik bila semua fungsi tubuh normal, dan semua fungsi gerak baik serta wajar dengan memelihara semua sendi. Pada dasarnya gerak adalah salah satu ciri hidup. Meningkatkan kemampuan gerak berarti meningkatkan kualitas hidup. Kita juga akan mendapati gerak dalam keseharian sebagai olah raga kesehatan dan prestasi, serta gerak sebagai pekerjaan," kata Santosa.
Menurut Prof. Dr. dr. A. Purba, M.Sc, AIF, dosen Fakultas Kedokteran Unpad, pada usia manula (40 tahun keatas -red), sebaiknya dibiasakan untuk olah raga aerob (tarik nafas). Karena olah raga yang baik untuk jantung adalah aerobik. Dengan melakukan aeorobik lebih banyak menarik nafas dan membutuhkan banyak oksigen. Berbeda dengan olah raga an-aerob yang menahan nafas.
Bahkan menurut Purba, olah raga menahan nafas sangat tidak dianjurkan untuk penderita kelainan jantung, stroke, darah tinggi, diabet, karena pada saat tidak nafas jantung akan kekurangan oksigen dan akan tersentak kaget. Penderita mendadak bisa mengalami serangan jantung. "Bila sehat-sehat saja sih tidak masalah, hanya saya tekankan untuk para pasien penderita penyakit degeneratif ini agar tidak memulai olah raga dengan an-aerob atau tahan nafas. Untuk itu, olah raga yang baik di usia 40 adalah olah raga kesehatan aerobik dan tarik nafas, bukan tahan nafas, imbuhnya," . Selain itu, menurut Purba, di usia 40 tahun olah raga tahan nafas tidak dianjurkan, karena di usia tersebut selain kemampuan fisik yang menurun, juga diikuti dengan naiknya kadar kolesterol dalam darah yang lebih rentan terhadap serangan jantung atau stroke.
Bagaimana bila olah raga tahan nafas ini sudah dilakukan sejak usia sebelum 40 dan masih berlanjut hingga usia lebih dari itu? Menurut Purba, pada dasarnya olah raga apapun tak masalah bila dilakukan oleh orang yang sehat, dalam arti tidak memiliki catatan kesehatan yang membahayakan, tinggal dikembalikan pada tujuannya untuk kesehatan, rekreasi, prestasi atau apa. Bila olah raga tahan nafas dilakukan pun karena sudah terbiasa sejak usia sebelum 40, mungkin tak ada masalah. Artinya dia sudah terlatih dan mungkin memiliki kemampuan kesehatan yang lebih baik. Hanya yang dikhawatirkan banyak yang memasuki usia pensiun namun tiba-tiba ikut olah raga langsung an-aerob, tegas Puba.
Menurut Purba, sebelum memasuki olah raga yang berat an-aerob (tahan napas), sebaiknya dimulai dengan latihan olah raga aerob. Yang termasuk dalam kategori olah raga aerob adalah jalan, jogging, naik sepeda, dan beberapa olah raga ringan lainnya yang tidak kompetitif.
Sebagai panduan, sebaiknya bila olah raga kesehatan ini dilakukan oleh mereka yang berisiko gangguan kesehatan. Melakukan pemeriksaan terlebih dahulu ke dokter ahli tentang kondisi fisik yang sebenarnya. Bila olah raga yang dilakukan tujuannya rekreasi, semisal tenis, maka sebaiknya jangan ada perlombaan layaknya olah raga prestasi.
Olah raga dilakukan 30-60 menit. Karena dengan waktu tersebut cukup untuk membakar kolesterol. Olah raga tidak dilakukan pada saat cape atau keletihan. Sebaiknya istirahat dulu untuk 2-3 jam sebelum olah raga dimulai. Bila dilakukan malam hari, olah raga sebaiknya berhenti 3 jam sebelum waktu kebiasaan kita tidur. Bila terbiasa tidur jam 10, maka jam 7 harus sudah istirahat. Hal ini dilakukan untuk mencegah sulit tidur. Jangan langsung duduk setelah selesai olah raga, sebaiknya jalan-jalan 10-15 menit. Karena ketika selesai olah raga, otot kaki yang memompa darah ke otak akan otomatis mengurangi daya dorongnya bila kaki langsung diam. Hal ini yang berbahaya bagi jantung.
Sebaiknya bila melakukan olah raga dalam pengawasan dokter.Pada klub-klub olah raga juga disarankan ada dokter ahli yang mendampingi saat latihan berlangsung.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
judul nya mane
emang iya ada yang sehat ampai akhir hayat lu ngaur tu
Posting Komentar